ImanKepada Rasul Allah SWT - . dra . zulaikhah asrofi. iman kepada rasul allah swt. bukti-bukti cinta kepada rasul. Akhlaq Kepada Allah - . pengertian. akhlaq terhadap allah adalah pola interaksi etis antara hamba dan pencipta yang. Syukur • Berterimakasih • Anugerah Allah di alam raya dan dalam diri (Quran) • Surat al-Rahman (55
Bacajuga : Pengertian, Sifat, Dan Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul. Ruang Lingkup Akhlak. Akhlak dalam agama tidak dapat disamakan dengan etika. Akhlak memiliki makna yang sangat luas, yang berkaitan dengan lahiriah maupun sikap batin dan pikiran manusia. Akhlak terhadap Allah. Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan
AkhlakTerpuji Kepada Allah Dan Rasulullah Contoh Akhlak Terpuji Kepada Allah 1. Melaksanakan Ibadah Wajib 2. Dzikir 3. Berdo’a kepada Allah 4. Tawakal 5. Tawaduk Akhlak Terpuji Kepada Rasulullah 1. Menjalankan Sunnah Nabi SAW 2. Taat kepada kepada Rasulullah SAW 3. Membaca Shalawat Untuk Nabi SAW 4. Mencintai Keluarga dan
Diantara mereka yang menjadikan istilah-istilah di atas untuk tujuan pendidikan yakni Ibn Miskawaih dalam bukunya berjudul tahzibul akhlak, Ibn Sina memberi judul salah satu bukunya kitab al siyasat, Ibn al-Jazzar al-Qairawani membuat judul salah satu bukunya berjudul siyasat al-shibyan wa tadribuhum, dan Burhan al-Islam al-Zarnuji memberikan judul salah satu
Akhlakberasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakl Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4
عَنْأَبِي هُرَيْرَةَ (البخاري) akhlak sesama muslim menghubungkan silaturrahmi saling tolong-menolong membina ukhuwwah fastabiqul khairat bersikap adil memenuhi janji saling memberi salam saling maaf memaafkan menengok yang sakit melayat/ta’ziyah وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ
. Jakarta - Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam adalah suri tauladan yang baik dalam berbagai hal. Termasuk dalam perbuatan atau SWT berfirman dalam QS. Al Ahzab ayat 21لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ - ٢١ Artinya "Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." QS. Al Ahzab 21Secara etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluq. Kata tersebut artinya perilaku dan tabiat manusia sejak lahir. Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1 mengatakan, Ar-Raghib memaknai Al khuluq sebagai kekuatan dan karakter yang ditemukan dengan mata surat Al Qalam ayat 4, Allah SWT berfirmanوَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ - ٤Artinya "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur." QS. Al-Qalam 4Diriwayatkan dari Mujahid tentang firman Allah "berbudi pekerti yang luhur", ia berkata, "Yaitu agama." Sementara itu, dari Aisyah ra. ketika ditanya akhlak Rasulullah SAW, ia menjawab, "Akhlak beliau Al Quran." HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami'Dikutip dari buku Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1 dan 2 oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri, berikut akhlak Rasulullah SAW yang patut diteladani umat Islam1. IkhlasRasulullah SAW terkenal dengan keikhlasannya, terutama dalam beribadah. Al-Kafawi mendefinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya Allah semata yang disembah. Pendapat lain menyebutkan, ikhlas adalah membersihkan hati, ucapan, dan 3 hal yang harus dilakukan untuk bisa berbuat ikhlas. Pertama, buanglah sifat tamak. Kedua, jauhi sanjungan dan pujian. Ketiga, lakukan dengan teguh. Setelah ketiga hal tersebut dilakukan, maka akan keikhlasan akan umat Islam, sudah sepatutnya mencontoh keikhlasan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits hasan, Rasulullah SAW bersabda "Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal selain apa yang dilakukan secara ikhlas dan mengharap ridha-Nya." HR. An-Nasa'i.2. Yakin dan TawakalYakin dan tawakal adalah akhlak Rasulullah SAW yang patut dicontoh setiap umat Islam dalam menjalankan segala urusan. Baik urusan agama maupun urusan dunia. Bahkan, Allah SWT telah memerintahkan umat manusia untuk bertawakal رَجُلَانِ مِنَ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوْا عَلَيْهِمُ الْبَابَۚ فَاِذَا دَخَلْتُمُوْهُ فَاِنَّكُمْ غٰلِبُوْنَ ەۙ وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ - ٢٣Artinya "Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang negeri itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman." QS. Al Maidah 23Dalam sebuah hadits yang berasal dari Umar bin Khaththab ra. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, seandainya kalian bertawakallah kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang." HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah3. JujurNabi Muhammad SAW memiliki sifat shidiq jujur. Kejujuran beliau sudah diasah sejak kecil, saat ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib. Kejujuran adalah salah satu bukti keimanan seseorang. Kejujuran akan mengantarkan hidup menuju sebuah hadits yang berasal dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib meriwayatkan, "Aku menghafalkan sabda Rasulullah SAW, "Tinggalkanlah apa yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta menggelisahkannya." HR. At-Tirmidzi dan AhmadSetidaknya ada 3 macam kejujuran. Yaitu jujur dalam ucapan, jujur dalam perbuatan, dan jujur dalam AmanahAmanah adalah akhlak Rasulullah SAW yang paling menonjol. Beliau dikenal sebagai sosok yang jujur dan amanah terpercaya, baik sebelum diutus menjadi rasul maupun setelahnya. Hal itulah yang menjadikan masyarakat Arab memilih beliau untuk menjaga barang titipan Allah SWT telah menjadikan amanah sebagai sifat yang melekat pada setiap nabi. Dalam surat Al-An'am ayat 90 Dia berfirmanاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ فَبِهُدٰىهُمُ اقْتَدِهْۗArtinya "Mereka itulah para nabi yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka." QS. Al-An'am 90Merujuk pada ayat di atas, Allah SWT telah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk mengikuti jejak para nabi. Untuk itu, sebagai umat Islam, sudah sepatutnya bersungguh-sungguh dalam menunaikan amanah yang telah dititipkan Allah dan mengikhlaskan niat karena Allah Murah Senyum dan Selalu CeriaRasulullah SAW adalah sosok yang murah senyum dan selalu ceria. Beliau juga selalu mengeluarkan perkataan yang baik. Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa perkataan yang baik akan menaikkan derajat di SAW bersabda "Dan yang termasuk mengangkat derajat adalah perkataan yang baik, menyebarkan salam, memberi makanan, sholat malam saat manusia dalam keadaan tidur." HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami'Orang yang memiliki senyuman hangat, berkata baik, dan selalu ceria adalah orang yang akan selalu dirindukan dan sangat buah dari bermuka ceria adalah menumbuhkan kecintaan terhadap sesama kaum muslimin, menumbuhkan kenyamanan saat bertemu sesama muslim, mendapat ridha dari Allah SWT, dan mengikuti Rasulullah hikmah, meneladani akhlak Rasulullah SAW merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada beliau. Akhlak terpuji adalah cara paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. erd/erd
[1] Amalan-Amalan Paling UtamaDari Abu Amr asy-Syaibani, dia berkata Pemilik rumah ini -beliau mengisyaratkan dengan tangan menunjuk rumah Abdullah Ibnu Mas’ud– menuturkan kepadaku. Beliau berkata Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Amalan apakah yang paling dicintai Allah azza wa jalla?”. Beliau menjawab, “Sholat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa?”. Beliau menjawab, “Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa?”. Beliau menjawab, “Kemudian berjihad di jalan Allah.” Beliau -Ibnu Mas’ud- berkata, “Beliau telah menuturkan kepadaku itu semua. Seandainya aku meminta tambahan lagi niscaya beliau juga akan menambahkannya kepadaku.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa’. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 33[2] Berbakti Kepada Ibu dan BapakDari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya. Kakeknya berkata, “Wahai Rasulullah! Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ibumu.” Lalu aku bertanya, “Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ibumu.” Lalu aku bertanya, “Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ibumu.” Lalu aku bertanya, “Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ayahmu. Kemudian kerabat yang terdekat dan seterusnya.” HR. Tirmidzi, dinilai hasan al-Albani dalam al-Irwa’. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 34[3] Amalan Penebus DosaDari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, ada seorang lelaki datang menemui dirinya dan menceritakan, “Suatu ketika aku melamar seorang perempuan, akan tetapi dia tidak mau menikah denganku. Lalu ada orang selainku yang melamarnya dan dia pun mau menikah dengannya. Aku pun merasa cemburu kepadanya, hingga aku pun aku masih bisa bertaubat?”. Beliau -Ibnu Abbas- bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?”. Maka beliau mengatakan, “Kalau begitu bertaubatlah kepada Allah azza wa jalla dan dekatkanlah dirimu kepada-Nya sekuat kemampuanmu.” Atha’ bin Yasar berkata Aku pun berangkat kepada Ibnu Abbas dan bertanya kepadanya, “Mengapa engkau bertanya tentang apakah ibunya masih hidup?”. Beliau menjawab, “Sesungguhnya aku tidak mengetahui ada suatu amalan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla daripada berbakti kepada seorang ibu.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 34[4] Dosa Besar Yang Paling BesarDari Abu Bakrah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian, dosa besar yang paling besar?” Beliau mengulanginya sampai 3 kali. Mereka -para Sahabat- menjawab, “Tentu saja wahai Rasulullah!”. Maka beliau bersabda, “Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau pun duduk setelah sebelumnya bersandar. Lalu beliau meneruskan, “Ketahuilah, demikian pula berbicara dusta.” Beliau terus mengulanginya sampai-sampai aku berkata, “Mudah-mudahan beliau diam.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam Ghayat al-Maram, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 37[5] Lebih Utama Daripada BerperangDari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan Ada seorang lelaki yang datang menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam ingin ikut berjihad. Maka beliau bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”. Dia menjawab, “Iya.” Maka beliau bersabda, “Kalau begitu berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa’, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 39[6] Keutamaan Doa Anak Untuk Orang Tua Yang Sudah MeninggalDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Mayit akan diangkat derajatnya setelah kematiannya. Maka dia pun bertanya, “Wahai Rabbku! Apakah ini?”. Maka dijawab, “Anakmu telah memintakan ampunan untukmu.” HR. Bukhari dalamal-Adab al-Mufrad, dinilai al-Albani sanadnya hasan, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 45[7] Amalan Yang Tidak Terputus Setelah MeninggalDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Apabila seorang hamba meninggal maka terputuslah amalannya kecuali tiga sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak salih yang mendoakan kebaikan bagi orang tuanya.” HR. Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa’, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 45[8] Jalan Menuju SurgaDari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan bahwa suatu saat di tengah-tengah perjalanan ada seorang arab badui muncul dan bertanya kepada Nabishallallahu alaihi wa sallam, “Kabarkan kepadaku apakah yang dapat mendekatkan diriku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka?”. Beliau pun menjawab, “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, lalu kamu mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahmi.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam at-Targhib, lihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 48[9] Memuliakan TetanggaDari Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku punya dua orang tetangga. Kepada siapakah aku harus memberikan hadiah?”. Beliau menjawab, “Kepada orang yang lebih dekat pintunya denganmu di antara mereka berdua.” HR. Bukhari, dinilai sahih al-Albani. LihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 66[10] Berbagi Makanan Untuk TetanggaDari Ibnu az-Zubair, beliau berkata Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Bukanlah seorang mukmin sejati, orang yang senantiasa merasa kenyang sementara tetangganya kelaparan.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 67[11] Berbuat Baik Kepada TemanDari Abdullah bin Amr bin al-’Ash radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik teman di sisi Allah ta’ala adalah yang paling berbuat baik kepada temannya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling berbuat baik kepada tetangganya.” HR. Tirmidzi, dinilai sahih al-Albani dalamash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 68[12] Tidak Mengganggu TetanggaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak bisa merasa aman dari gangguannya.” HR. Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. LihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 70[13] Menyantuni Janda dan Fakir MiskinDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berusaha untuk menyantuni janda dan orang miskin seperti orang yang berjihad di jalan Allah, dan seperti orang yang rajin berpuasa di siang hari dan menegakkan sholat di malam hari.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 74[14] Budak Pun Harus DimuliakanDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Seorang budak memiliki hak untuk diberikan makanan dan pakaian, dan tidak boleh dibebani pekerjaan yang dia tidak mampu untuk mengerjakannya.” HR. Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 91[15] Sedekah Yang Paling UtamaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallammemerintahkan untuk bersedekah. Lalu ada seorang lelaki berkata, “Saya punya uang 1 dinar?”. Beliau menjawab, “Nafkahilah dirimu sendiri.” Lalu dia berkata, “Saya masih punya 1 dinar lagi?”. Beliau menjawab, “Nafkahilah istrimu.” Lalu dia berkata, “Saya masih punya 1 dinar lagi?”. Beliau menjawab, “Nafkahilah pembantumu, kemudian perhatikanlah yang lain.” HR. Nasa’i, dinilai hasan al-Albani dalam Shahih Abu Dawuddan al-Irwa’. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 92[16] Membalas Kebaikan Dengan KebaikanDari Jabir bin Abdullah al-Anshari radhiyallahu’anhu, beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan dari orang lain maka balaslah kebaikannya. Apabila dia tidak memiliki sesuatu yang bisa untuk membalas kebaikannya, maka pujilah dia. Karena apabila dia telah memujinya itu merupakan bentuk syukur/ucapan terima kasih kepadanya. Dan apabila dia justru menyembunyikan hal itu, maka dia telah mengingkarinya. Barangsiapa yang berhias diri dengan sesuatu yang tidak dia miliki maka seolah-olah dia mengenakan dua lembar pakaian kedustaan.” HR. Tirmidzi, dinilai sahih al-Albani dalam Takhrij at-Targhibdan ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 98[17] Termasuk Bentuk Syukur Kepada AllahDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak dianggap bersyukur kepada Allah orang yang tidak pandai berterima kasih kepada sesama manusia.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 99[18] Menjadi Cermin Bagi SaudaranyaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata, “Seorang mukmin itu adalah cermin bagi saudaranya. Apabila dia melihat padanya suatu aib/cacat, maka dia pun berusaha untuk memperbaikinya.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sanadnya hasan oleh al-Albani. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 106[19] Keutamaan Akhlak MuliaDari Abud Darda’ radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan melebihi akhlak yang mulia.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 117-118[20] Hakikat KekayaanDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bukanlah kekayaan itu diukur dengan banyaknya perbendaharaan harta. Akan tetapi hakikat kekayaan adalah jiwa yang merasa cukup.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam Takhrij al-Misykat. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 119-120[21] Sebab Yang Menjerumuskan Ke Dalam NerakaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Tahukah kalian apa yang paling banyak menjerumuskan orang ke dalam neraka?”. Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau mengatakan, “Yaitu dua buah lubang kemaluan dan mulut. Dan apakah yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga? Ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang mulia.” HR. Ibnu Majah, dinilai hasan al-Albani dalam Takhrij at-Targhib. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 123[22] Menghormati Yang Lebih Tua, Menyayangi Yang Lebih MudaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi orang yang lebih muda di antara kami dan tidak mengerti hak orang yang lebih tua maka dia bukan termasuk golongan kami.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam Shahih at-Targhib. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 142[23] Bergaul dan Bersabar Menghadapi Gangguan OrangDari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabarmenghadapi gangguan mereka lebih baik daripada seorang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar menghadapi gangguan mereka.” HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 153-154[24] Menjaga Persatuan dan PersaudaraanDari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki, janganlah saling membelakangi. Jadilah kalian wahai hamba-hamba Allah, sebagai orang-orang yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam Ghayat al-Maram. LihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 157Wallahu a’lam.—
Pengertian, macam dan contoh aqidah akhlak kepada Allah dan rasulullah yang harus kita ketahui dan amalkan, karena tanpa akhlak ini kita akan menjadi orang yang durhaka dan akan mendapatkan balasan siksa kelak di akhirat. Akhlak kepada Allah adalah hal utama yang harus menjadi perhatian kaum Muslimin, karena dengan Akhlak ini kita di kategorikan sebagai orang yang mempunyai akhlak mulia, seperti yang telah kami tuliskan dalam pembahasan akhlak mahmudah. Lalu apa sebenarnya pengertian dari akhlak kepada Allah, apa saja macamnya dan contoh penerapan akhlak yang benar kepada Allah, berikut uraiannya. Daftar IsiAkhlak Kepada AllahPengertian Akhlak Kepada AllahMacam Macam Akhlak Kepada AllahPerbuatan Anggota TubuhKeyakinan Hati ImanContoh Aqidah Akhlak Kepada AllahAqidah Yang Lurus dan Tidak Menyekutukan AllahMelaksanakan Sholat dan Ibadah Lainnya Yang WajibIkhlas Melaksanakan Ibadah Karena AllahRidho Dengan Semua Ketentuan AllahMeyakini Dengan Hati Atas Semua Yang Allah KabarkanKesimpulanAkhlak Kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam Kita mungkin hanya berfikir bahwa akhlak hanya sebatas hubungan baik antara kita dengan manusia atau makhluk saja, tapi nyatanya dalam islam lebih dari itu. Dan ternyata akhlak kepada Allah Subhanahu wataala SWT adalah akhlak yang pertama kali harus kita pelajari dan di amalkan. Karena akhlak kepada manusia atau makhluk sebatas hubungan kita dengan makhluk, yang jika kita tidak berakhlak mulia, maka akan berdosa kepada makhluk saja. Tapi kalau tidak berakhlak kepada Allah maka hubungannya adalah dengan zat yang menciptakan kita, zat yang memberikan kita rezeki dan zat yang mengatur semua yang ada di alam ini. Dan yang lebih fatal, tidak berakhlak kepada Allah berpotensi membuat kita murtad dan keluar dari Islam atau kafir, kok bisa?, di bawah akan kami jelaskan penyebabnya. Pengertian Akhlak Kepada Allah Akhlak kepada Allah adalah kita melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi larangannya seperti yang terdapat di dalam Al Quran dan sunnah. Jika kita di perintah oleh atasan kita, maka sebagai orang yang berakhlak terpuji akan melaksanakan perintah tersebut, selama perintah tersebut mampu kita laksanakan dan tidak bertentangan dengan hukum syariat. Dan jika kita tidak melaksanakan perintah tersebut karena kemalasan, maka kita di hukumi sebagai orang yang tidak berakhlak dan mendapatkan dosa karena menolak perintah atasan. Lalu bagaimana dengan berbagai macam perintah dan larangan dari Allah, dan kita enggan untuk menaatinya, tentu kita akan de kategori kan sebagai orang yang berdosa. Dan dosa yang kita lakukan akan mendapatkan balasan sesuai kadar dari dosa tersebut, lalu bagaimana kalau dosanya kesyirikan, maka tentu akan kekal di neraka. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk mengetahui macam macam adab kepada Allah. Macam Macam Akhlak Kepada Allah Seperti yang kami tuliskan di atas bahwa akhlak kita kepada Allah adalah berupa ketaatan dengan melakukan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Dan macam-macam akhlak kepada Allah ada dua jenis yaitu Akhlak berupa perbuatan anggota tubuh dan akhlak berupa keyakinan hati keimanan. Perbuatan Anggota Tubuh Apa apa yang di perintahkan oleh Allah berupa ibadah badan, seperti sholat, berdoa dan lain lain, juga perintah untuk meninggalkan semua yang di larang-Nya seperti mencuri, memakan apa yang diharamkan-Nya dan lain lain. Termasuk di dalamnya adalah ucapan, karena ucapan bisa bernilai ibadah bisa juga bernilai maksiat atau dosa dan kekufuran. Setiap perintah yang Allah wajibkan kepada manusia berupa ibadah dan kita melaksanakannya maka kita termasuk orang yang dikatakan berakhlak kepada Allah. Keyakinan Hati Iman Sebagaimana nama nama Allah yang baik atau asmaul husna, bahwa Allah maha mengetahui dan maha melihat, maka pengetahuan dan penglihatan Allah meliputi hati hati manusia. Allah akan mengetahui penghianatan hati dan juga keikhlasan hati setiap insan Manusia, maka kita perlu untuk menjaga akhlak kepada Allah dengan menata hati kita agar senantiasa ingat dan ikhlas kepada-Nya. Contoh Aqidah Akhlak Kepada Allah Untuk contoh akan kami tuliskan berdasarkan yang paling penting yang akan menjawab pertanyaan pertama, kenapa bisa tidak berakhlak kepada Allah menyebabkan keluarnya seseorang dari keislaman atau murtad. Aqidah Yang Lurus dan Tidak Menyekutukan Allah Tidak menyekutukan Allah kaitannya dengan aqidah tauhid, rinciannya adalah Meyakini bahwa tidak ada yang patut kita sembah dan ibadahi kecuali ibadah dan sesembahan kepada Allah, yang di kenal dengan tauhid Uluhiyah. Meyakini bahwa hanya Allah sajalah yang menciptakan dunia ini, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan atau di kenal dengan tauhid rububiyah. Meyakini dan mengimani akan nama dan sifat Allah sesuai dengan yang di kabarkan-Nya dalam Al Quran maupun hadits sahih, yang di kenal dengan tauhid asma wa sifat. Inilah akhlak utama kepada Allah, yang wajib di lakukan oleh semua Manusia, tanpa akhlak ini maka siapapun orangnya akan masuk ke dalam neraka kekal selama-lamanya. Dan ini pula yang menyebabkan orang kafir akan kekal di neraka, walaupun memiliki akhlak mahmudah kepada manusia, karena pada hakikatnya dia tidak mempunyai aqidah akhlak di hadapan Allah. Begitupun dengan orang yang mengaku Muslim, jika dia sujud kepada selain Allah, menyembelih kepada selain Allah, maka orang seperti ini aqidah dan akhlaknya rusak dan di hukumi sebagai orang yang murtad. Melaksanakan Sholat dan Ibadah Lainnya Yang Wajib Sholat wajib adalah perkara penting yang harus dilakukan oleh seorang muslim, setelah kita memiliki tauhid yang lurus dengan tidak menyekutukan-Nya. Dan Ulama juga sudah merinci bagaimana hukum orang islam yang tidak melaksanakan sholat wajib, jika ia membangkang dengan mengatakan tidak wajib maka ia telah kafir setelah beriman. Kalau ia tidak melaksanakan sholat wajib karena malas, maka ia melakukan dosa besar dan rentan terperosok kepada kekafiran. maka salah satu akhlak dan adab kepada Allah adalah dengan melaksanakan sholat wajib tepat waktu berjamaah di masjid bagi laki-laki. Begitu juga dengan ibadah lainnya, seperti puasa, zakat, ibadah haji, intinya kita melaksanakan semua perintah ibadah yang telah di wajibkan menurut syariat. Ikhlas Melaksanakan Ibadah Karena Allah Mungkin pembahasan ini juga terkait dengan contoh melaksanakan ibadah yang Allah wajibkan, tapi sebenarnya sedikit berbeda dan ini juga merupakan salah satu akhlak dan adab kepada Allah yang penting untuk di jelaskan. Setelah kita melaksanakan semua kewajiban ibadah, maka kita tidak hanya berhenti disana, tapi ada hal penting yang sering di lakukan dan ini berakibat fatal, yaitu niat tidak ikhlas kepada Allah. Memang benar manusia tabiatnya adalah suka dengan pujian, tapi Syariat memandu kita untuk tidak menempatkan pujian pada tempat yang salah. Tatkala kita melakukan ibadah, sholat 5 waktu misalnya, maka hati kita selalu dibisiki oleh syetan agar kita mendapatkan pujian dari manusia, dengan harapan kita disebut sebagai orang sholeh. Hal ini sudah melenceng dari tujuan ibadah itu sendiri, yaitu niat ikhlas karena Allah, dan inilah yang di sebut dengan riya, yang akan menggugurkan amalan yang kita lakukan. Ridho Dengan Semua Ketentuan Allah Hal ini berkaitan dengan ibadah hati, karena ridho tidaknya kita terhadap keputusan Allah pertama akan di terima atau di tolak dengan hati kita, lalu anggota tubuh akan bereaksai sesuai dengan keadaan hati kita tersebut. Dan juga ini adalah masalah yang berkaitan dengan qadha dan qodar, sehingga salah satu ciri akhlak kita kepada Allah adalah dengan ridho atau menerima semua yang sudah menjadi ketentuannya, baik itu kita senangi atau kita benci. Misal tatkala kita ingin mendapatkan wanita yang cantik dan shalihah, dan kita sudah melakukan berbagai upaya untuk menikahinya, tapi karena Allah menakdirkan wanita tersebut bukan jodoh kita, maka kita harus berlapang dada melupakannya dan mencari wanita lain. Misal kita tertimpa musibah berupa banjir, maka kita istighfar dan menerima dengan lapang atas apa yang terjadi, karena hakikatnya banjir yang terjadi adalah atas kehendak Allah. Meyakini Dengan Hati Atas Semua Yang Allah Kabarkan Banyak yang Allah jelaskan terkait apa apa yang tidak kita ketahui, seperti adanya malaikat, adanya jin, hari kiamat dan akhirat, surga dan neraka dan juga cerita bagaimana keadaan manusia kelak di surga atau di neraka. Secara akal, mungkin kita tidak bisa sampai kepada hal tersebut, karena semua memang di luar logika, tapi semua hal yang Allah kabarkan melalui Al Quran dan hadits Nabi, harus kita meyakininya tanpa keraguan. Jika kita ragu satu saja ayat Al Quran maka kita termasuk orang yang tidak mempunyai akhlak kepada sang khalik, sehingga kita di katakan sebagai orang kafir munafik yang akan kekal di neraka. Kesimpulan Akhak kepada Allah adalah hal yang paling penting yang harus kita lakukan pertama kali, karena ini ada kaitannya dengan aqidah kita sebagai Muslim. Semua yang kita lakukan, berupa ibadah atau pun bagusnya akhlak kita di hadapan manusia tidak akan bernilai di sisi-Nya. Inti aqidah akhlak kepada Allah adalah ketaatan kita terhadap apa yang di perintahkan dan di larang oleh-Nya berdasarkan dalil dari Al Quran dan Sunnah Dan ketaatan ini meliputi ketaatan dengan anggota tubuh dan ketaatan dengan hati berupa Aqidah. Contoh ketaatan dengan anggota tubuh adalah, puasa, ibadah haji, zakat, menolong orang, berkata baik, membaca Al Quran dll. Contoh ketaatan dengan hati atau aqidah keimanan adalah, meyakini adanya Allah, meyakini Allah adalah satu satunya yang mampu menghidupkan dan mematikan, yang memberi rezeki, meyakini semua yang terjadi di atas alam ini adalah atas izin Allah dll. Wallahu a’lam. Akhlak Kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam Beberapa Akhlak kepada Rasulullah sallallahu alaihi wassalam yang harus kita lakukan adalah Mengakui bahwa Beliau sallallahu alaihi wassalam adalah utusan Allah. Mengamalkan apa yang di perintahkan dan menjauhi yang di larang nya, karena hakikatnya ini adalah perintah dan larangan dari Allah Azza wa jalla. Meyakini kebenaran apa apa yang di kabarkan nya, terkait kejadian yang telah berlalu maupun yang belum terjadi di masa mendatang. Hanya melakukan ibadah seperti yang di contohkan oleh Beliau sallallahu alaihi wassalam. Tidak melakukan Bid’ah atau mengadakan suatu ibadah yang tidak dicontohkan oleh Nabi sallallahu alaihi wassalam. Mencintai dan mengamalkan Sunnahnya. Demikian bahasan kaliini tentang akhlak kepada Allah dan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wassalam, semoga bermanfaat. Wallau a’lam. Baca Juga Hadits Tentang Akhlak
Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak kepada Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya, namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah Swt membuat kita harus berakhlak baik kepada-Nya. Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada masa sekarang tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya. 1. Ridha Dalam Beriman Kepada Rasul Iman kepada Rasul Saw merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Keimanan akan terasa menjadi nikmat dan lezat manakala kita memiliki rasa ridha dalam keimanan sehingga membuktikan konsekuensi iman merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan. Karenanya membuktikan keimanan dengan amal yang shaleh merupakan bukan suatu beban yang memberatkan, begitulah memang bila sudah ridha. Ridha dalam beriman kepada Rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan sebagaimana hadits Nabi Saw Aku ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah. 2. Mencintai dan Memuliakan Rasul Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah yang artinya Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik QS 924. Disamping itu, manakala seseorang yang telah mengaku beriman tapi lebih mencintai yang lain selain Allah dan Rasul-Nya, maka Rasulullah Saw tidak mau mengakuinya sebagai orang yang beriman, beliau bersabda Tidak beriman seseorang diantara kamu sebelum aku lebih dicintainya daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan semua manusia HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i. 3. Mengikuti dan Mentaati Rasul Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan Allah Swt akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya QS 469. Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul Saw, Allah Swt akan mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah manakala kita melakukan kesalahan, Allah berfirman yang artinya Katakanlah “jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang QS 331 Oleh karena itu, dengan izin Allah Swt, Rasulullah Saw diutus memang untuk ditaati, Allah Swt berfirman yang artinya Dan Kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan izin Allah QS 464. Manakala manusia telah menunjukkan akhlaknya yang mulia kepada Rasul dengan mentaatinya, maka ketaatan itu berarti telah disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi mata uang yang tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman yang artinya Barangsiapa mentaati rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling dari ketaatan itu, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka QS 480. 4. Mengucapkan Shawalat dan Salam Kepada Rasul Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi, inilah salah satu makna dari firman Allah yang artinya Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya QS 3356. Adapun, bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justeru akan membawa keberuntungan bagi kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasul Saw Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali HR. Ahmad. Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan banyak mengucapkan shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul Saw sebagai orang yang paling utama kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku HR. Tirmidzi. Adapun orang yang tidak mau bershalawat kepada Rasul dianggap sebagai orang yang kikir atau bakhil, hal ini dinyatakan oleh Rasul Saw Yang benar-benar bakhil adalah orang yang ketika disebut namaku dihadapannya, ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku HR. Tirmidzi dan Ahmad. 5. Menghidupkan Sunnah Rasul Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah hadits agar tidak sesat, beliau bersabda Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku HR. Hakim. Selain itu, Rasul Saw juga mengingatkan umatnya agar waspada terhadap bid’ah dengan segala bahayanya, beliau bersabda Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu,. Kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi. Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah Saw. 6. Menghormati Pewaris Rasul Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun QS 3528. Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh Rasulullah Saw Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak tidak mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmui kepada mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil mbagian yang besar HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Karena ulama disebut pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada kewajiban kita untuk menghormatinya. 7. Melanjutkan Misi Rasul Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh Rasul Saw Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas nama ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar. Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan agar kita termasuk orang yang memiliki akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad Saw.
Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak kepada Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat, akhlak baik kepada Rasul pada masa sekarang tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara langsung sebagaimana para sahabat telah Ridha Dalam Beriman Kepada RasulIman kepada Rasul Saw merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Keimanan akan terasa menjadi nikmat dan lezat manakala kita memiliki rasa ridha dalam keimanan. Ridha dalam beriman kepada Rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan sebagaimana hadits Nabi Saw"Aku ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul" HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah.2. Mencintai dan Memuliakan RasulKeharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah yang artinya"Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik QS 924.3. Mengikuti dan Mentaati RasulMengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan Allah Swt akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan ini terdapat dalam firman Allah yang artinya "Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya" QS 469. 4. Mengucapkan Shawalat dan Salam Kepada RasulSecara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi, inilah salah satu makna dari firman Allah yang artinya Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya QS 3356.Adapun, bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justeru akan membawa keberuntungan bagi kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasul Saw"Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali" HR. Ahmad.5. Menghidupkan Sunnah RasulKepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah hadits agar tidak sesat, beliau bersabda"Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku" HR. Hakim. 6. Menghormati Pewaris RasulBerakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya."Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" QS 3528.Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh Rasulullah Saw "Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak tidak mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmui kepada mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil mbagian yang besar" HR. Abu Daud dan Tirmidzi.7. Melanjutkan Misi RasulMisi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw. "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas nama ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka" HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar.Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan agar kita termasuk orang yang memiliki akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad Saw.
akhlak terhadap allah dan rasul